…. Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. (Lukas 19: 16-17)
Firman Tuhan ini bicara tentang seorang tuan yang pergi dan dinobatkan menjadi raja, kemudian akan datang lagi. Ini sebenarnya gambaran Yesus naik ke Sorga dan akan datang lagi sebagai Raja diatas segala raja. Dan sebelum pergi tuan itu memberi kepada setiap orang satu mina (mina = 100 dirham), sebagai modal kerja dimana nantinya diminta pertanggungjawaban.
1. Produktifitas
Tuhan ingin melihat produktiftas kita, bukan hanya melihat kita duduk dan menunggu Dia datang kali kedua. Dia tidak pernah mengatakan, Juallah segala hartamu, naik ke puncak bukit, nantikanlah kedatanganKu yang kedua? Dia katakan sementara Aku pergi, kamu harus produktif, gunakan apa yang sudah Kuberikan padamu dan lipatgandakan. Apa lawan produktivitas = malas. Hati-hati dengan kemalasan. Malas belajar, malas sekolah, malas bekerja, malas ke gereja, malas pelayanan. Apa kata Firman Tuhan kepada pemalas.
Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? (Amsal 6:6, 9; 20:4; 26:16; 12:27)
Satu mina itu diberikan kepada yang mempunyai lebih banyak. Waktu Dia menyuruh memberikan mina yang satu itu kepada orang yang sudah punya 10 mina. Orang-orang merasa itu tidak adil, mereka pikir akan lebih adil kalau itu diberikan pada yang punya 5 mina, sehingga dia punya lebih banyak. Tapi pemikiran di sini: hadiah akan diberikan kepada mereka yang paling produktif. Bagi kita yang malas waktunya untuk putar haluan.
2. Setia dalam perkara kecil
Tiap orang diberi 1 mina, tetapi ada yang menghasilkan 10 dan 5, ada yang tetap 1. Pujian yang diberikan kepadanya yang menjadi 10 mina adalah baik sekali pekerjaanmu hai hamba yang baik, engkau telah setia dalam perkara yang kecil. Banyak orang tidak mau setia dalam perkara kecil. Banyak contoh orang-orang yang berhasil mereka setia dalam perkara kecil.
Daud – Sekalipun Daud sudah diurapi menjadi raja, tetapi dia tetap menjalankan tugasnya mengembalakan domba milik ayahnya, berapa domba? Dua tiga ekor, itu bukan dua puluh tiga tetapi beneran 2 atau 3 ekor. Setialah dalam perkara yang Tuhan berikan padamu : Keuangan, kecerdasan, waktu, fasilitas itu titipan dari Tuhan.
Setiap orang diberi satu mina – bagaimana mereka mengelolanya. Mina – itu, mata uang – bagaimana kita mengunakan dan mengelolanya? Cara mengelola uang itu penting : bedakan want dan need (keinginan dan kebutuhan).
Untuk mencapai sesuatu yg besar harus melepati proses. Banyak orang berpikir untuk mendapat sesuatu yang berharga itu tiba-tiba terjadi, tetapi ketahuilah hidup ini proses. Jangan putus asa kalau ditegur.
3. Menjadi orang kepercayaan
Siapa yang tak ingin menjadi orang yang dipercaya? Siapa yang tak suka menjadi orang kepercayaan? Masalahnya menjadi orang yang dipercaya bukanlah hal yang mudah. Lamanya kita bekerja, kepandaian kita, gelar ijazah kita, atau pengalaman kerja kita belumlah cukup untuk menjadikan kita orang yang dipercaya. Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa menjadi orang kepercayaan atasan kita? Milikilah integritas.
Apakah Anda seorang yang berintegritas? Apakah Anda suka berpura-pura? Orang yang berintegritas selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ngada, berpura-pura, mencari-cari alasan atau memutar balikkan fakta. Prinsipnya, ia akan mengatakan ya diatas ya dan tidak diatas tidak. Dari Daud kita belajar bagaimana integritasnya sebelum ia menjadi raja, maupun pada waktu ia menjadi raja, dan setelah ia jadi raja. Sebelum menjadi raja integritas Daud sudah terlihat, bagaimana ia harus mengembalakan kambing domba orangtuanya yaitu Isai, ia bertanggung jawab, bahkan ia pernah bersaksi bagaimana ia menghadapi singa dan beruang, ia mengalahkannya walaupun ia harus mempertaruhkan nyawanya. Pada waktu itu, tidak ada acungan jempol, tidak ada tepuk tangan, tetapi tahukah Anda siapakah yang menjadi saksi apa yang dilakukan Daud, tidak lain adalah Tuhan sendiri.
Pada waktu sesudah ia jadi rajapun, kita melihat bagaimana integritas Daud. Ia pernah melakukan kesalahan, tetapi bagaimana ketika ia ditegur dan diingatkan nabi Natan akan kesalahannya. Daud langsung bertobat, ia sadar akan kesalahan, ia tidak menutupi pelanggarannya. Bagaimana dengan Anda? Apakah orang lain menghargai dan melihat integritas Anda, saat Anda ada diposisi baik ataupun dalam posisi salah. Apakah orang lain bahkan Tuhan menghargai integritasmu?
Yusuf menjadi orang kepercayaan : integritas Yusuf tidak diragukan, ia menjadi orang kepercayaan Potifar, Kepala Penjara, Firaun (Kejadian 39:3-4, 21-23; 41:37-41). Kiranya Anda menjadi orang kepercayaan.
-PS.YOHANES HARYJANTO-
-ROCK JAKARTA-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar