Teruslah berjalan dalam kebenaran walau itu adalah penyebab kematianmu!!

Sabtu, 10 Maret 2012

Gencatan Senjata Natal


Kisah ini sudah diceritakan dalam berbagai versi, tetapi ini adalah versi hasil riset yang muncul di surat-surat kabar seluruh AS pada tanggal 25 Desember 1994 dari Associated Press, dan beersumber dari London. Saya menemukannya di surat kabar kampong halaman saya, Elizabethan Star.

Delapan puluh tahun yang lalu, di hariNatal pertama Perang Dunia I, pasukan Inggris dan Jerman meletakkan senjata mereka dan merayakannya dengan damai di zona netral antara parit-parit perlindungan.
Sesaat, perang berhenti.
Di beberapa tempat, perayaan dimulai ketika pasukan-pasukan Jerman menyalakan lilin di pohon-pohon natal di tembok pertahanan mereka, sehingga para prajurit penjaga inggris beberapa ratus meter dari sana bisa melihatnya.

Di tempat lain, Inggris yang bertindak lebih dulu, menyalakan api unggun dan melepaskan roket-roket kembang api.
Prajurit Oswald Tilley dari Brigade Senapan London menulis pada orang tuanya: “bayangkan sementara kalian makan kalkun dll, saya berbicara dan berjabat tangan dengan orang-orang yang beberapa jam sebelumnya berusaha saya bunuh! Itu benar-benar mencengangkan.”
Kedua pasukan menerima banyak penghiburan dari rumah dan merasa murah hati serta berbaik hati pada musuh mereka di musim dingin pertama perang, sebelum pertempuran-pertempuran luas yang melelahkan dimulai tahun 1915, dan akhirnya merengut sepuluh juta nyawa.
Sepanjang garis pertempuran pada Hari Natal itu, para prajurit menemukan bahwa musuh mereka sangat mirip dengan mereka harus saling bunuh.
Para jenderal terguncang. Catatan-catatan harian dan pernyataan para Panglima menunjukan kecemasan, jika hal tersebut meluas maka itu dapat melemahkan keinginan pasukan untuk bertempur.
Para prajurit dalam seragam khaki dan abu-abu saling menyanyikan lagu Natal, bertukar hadiah tembakau, selai, sosis, cokelat, dan minuman beralkohol, bertukar nama dan alamat dan bermain sepak bola di antara lubang-lubang peluru meriam kosong dan kawat berduri. Mereka bahkan saling mengunjungi parit pertahanan masing-masing.
Saat ini, kejadian itu disebut “Gencatan Senjata Paling Terkenal Dalam Sejarah Militer” oleh produser televise Inggris Malcolm Brown dan periset Shirley Seaton dalam buku mereka, “Christmas Truce,” diterbitkan tahun 1984.

Dan namaNya akan disebut . . . Raja Damai –yesaya 9:6     ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar