Teruslah berjalan dalam kebenaran walau itu adalah penyebab kematianmu!!

Kamis, 05 Januari 2012

Building A Harmonious Life


Membangun Keselarasan Hidup



Kita sering menyaksikan para pejabat baru yang diambil sumpah jabatan. Dengan yakin, mereka mengucapkan sumpah dengan didampingi oleh pemuka agama masing-masing yang memegang Kitab Suci. Para pejabat itu berjanji setia kepada sumpah mereka untuk bekerja dengan sebersih-bersihnya. Banyak orang kagum menyaksikan sumpah jabatan seperti itu.

Namun beberapa lama kemudian kita juga menyaksikan pejabat yang sama menjadi topik utama berita di berbagai media massa. Mereka terlibat atau tertangkap pihak berwenang entah karena tidak disiplin, menyelewengkan kekuasaan atau melakukan korupsi dalam berbagai bentuk. Kita dibuat tercengang dan berdecak getir.


Mengapa orang yang tampaknya begitu baik itu bisa jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan yang melawan hukum? Kita tidak habis pikir. Rasanya belum begitu lama pejabat itu begitu gencar memerangi kejahatan, korupsi, tetapi nyatanya dia sendiri tertangkap tangan.

Mengucapkan sesuatu itu tidak begitu sulit asalkan tidak bisu. Kita yakin bahwa mereka semua mengerti, tahu isi yang diucapkan dalam sumpah jabatan itu. Namun tahu atau mengerti saja belumlah cukup. Orang mesti memiliki kehendak baik untuk melaksanakan apa yang dijanjikannya. Orang mesti berjuang untuk menjaga keselarasan antara apa yang diucapkan dengan cara hidupnya. Ini tidak mudah. Ada banyak godaan dan tantangan yang mesti dihadapi.

Kata-kata yang diucapkan seseorang itu membawa konsekuensi yang besar bagi hidupnya. Ia bisa mendapatkan kepercayaan yang besar dari orang-orang di sekitarnya. Namun dengan kata-kata yang ia ucapkan, ia dapat ditolak oleh orang-orang di sekitarnya. Ada ungkapan bahwa kata-kata itu bagai pedang bermata dua. Orang bisa menggunakannya untuk hal-hal yang baik. Tetapi orang juga bisa menggunakannya untuk hal-hal yang jelek.

Karena itu, orang mesti menjaga kata-kata yang hendak diucapkannya. Orang mengatakan bahwa janji itu adalah utang. Sebesar janji kita, sebesar itu pula utang yang kita miliki. Dalam hidup sehari-hari, kita mesti menyelaraskan antara kata-kata yang kita ucapkan dengan perbuatan nyata kita. Kalau ada ketimpangan, kita tidak bisa dipercaya. Kalau kita banyak janji namun tanpa berbuat, kita akan disebut sebagai orang yang suka membual. Kita bagai tong kosong nyaring bunyinya.

Dari kata-kata dan perbuatan nyata yang kita lakukan orang akan menilai kualitas diri kita. Baik atau buruknya diri kita dapat dilihat dari keselarasan antara kata-kata dan perbuatan itu. Karena itu, sebagai orang beriman, kita mesti berani menghidup semangat untuk melaksanakan apa yang telah kita janjikan atau sumpahkan. Hanya dengan melaksanakannya dengan baik, kita menjadi orang-orang yang berkenan kepada Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. 


(Frans de Sales, SCJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar