Setiap kali puisi tak tercipta
selalu ada tanya
masihkah cinta itu ada?
Padahal puisi tak selalu kata
puisi bisa menjelma menjadi laku
bahkan walau hanya sekedar tarikan nafas
Puisi adalah semesta luas
tidak tertutup oleh jaring-jaring kata
tidak terpenjara oleh terali-terali makna
puisi itu hidup di hati kita
dan nafasnya selalu menghembuskan cinta
Namamu
Apa yang kau sebut nama itu adalah kumpulan huruf-huruf yang terpahat pada kertas putih dan menancapkan gemanya hingga jauh ke lubuk hati. Lalu ketika nama itu tersebut membuat hati menjadi berdegup kencang dan hati bergetar.
atau nama yang kamu maksud itu adalah kumpulan rasa yang kita identifikasikan lalu saat ia tak perlu disebut karena menyatu dalam rasa.
yang mana kau sebut nama, antara CINTA dan DIRIMU. Bukankah saat cinta menjelma maka namamu bukan lagi DIRIMU tapi bermetamorfosa menjadi CINTA, sehingga aku cukup memanggilmu CINTA, dan tak perlu lagi memanggil namamu.
Buatmu
Puisi ini pasti buatmu
baitnya bicara tentangmu
ceritanya merangkai kisahmu yang kau tebar di langit malam
hurufnya menyusun kata cinta untukmu
terangkai dari huruf-huruf yang terbentuk di hatiku
tentu saja tak perlu ada namamu
disana
Toh, nyatanya puisi untukmu
Cinta Itu
Cinta itu hutan
meneduhkan, cantik tapi kadang kita tersesat di dalamnya
Cinta itu matahari
panas membakar tapi ia berguna
Cinta itu hujan
selalu kita berlari agar tak terguyur tapi selalu kita kenang saat kemarau menyerang
cinta itu awan
kadang berarak beriringan kadang hilang tak tahu kemana
cinta itu kamu
Denganmu
Garis yang tadinya tak mampu kulukis kita membentang jauh
Kaulah yang memegang tanganku mengarahkan jari ini agak tak lunglai memegang pensil kehidupan. Menjaga dengan senyuman agar hati ini tak letih menyambung garis yang banyak terputus.
cukup
tak perlu lagi kau bertanya, apakah aku bosan padamu
juga tak perlu kau baca buku-buku kuno tentang cinta
cukup kau diam saja
dan ijinkan aku melihat jauh ke dalam sorot matamu
hingga kau mulai memejamkannya
selalu ada tanya
masihkah cinta itu ada?
Padahal puisi tak selalu kata
puisi bisa menjelma menjadi laku
bahkan walau hanya sekedar tarikan nafas
Puisi adalah semesta luas
tidak tertutup oleh jaring-jaring kata
tidak terpenjara oleh terali-terali makna
puisi itu hidup di hati kita
dan nafasnya selalu menghembuskan cinta
Namamu
Apa yang kau sebut nama itu adalah kumpulan huruf-huruf yang terpahat pada kertas putih dan menancapkan gemanya hingga jauh ke lubuk hati. Lalu ketika nama itu tersebut membuat hati menjadi berdegup kencang dan hati bergetar.
atau nama yang kamu maksud itu adalah kumpulan rasa yang kita identifikasikan lalu saat ia tak perlu disebut karena menyatu dalam rasa.
yang mana kau sebut nama, antara CINTA dan DIRIMU. Bukankah saat cinta menjelma maka namamu bukan lagi DIRIMU tapi bermetamorfosa menjadi CINTA, sehingga aku cukup memanggilmu CINTA, dan tak perlu lagi memanggil namamu.
Buatmu
Puisi ini pasti buatmu
baitnya bicara tentangmu
ceritanya merangkai kisahmu yang kau tebar di langit malam
hurufnya menyusun kata cinta untukmu
terangkai dari huruf-huruf yang terbentuk di hatiku
tentu saja tak perlu ada namamu
disana
Toh, nyatanya puisi untukmu
Cinta Itu
Cinta itu hutan
meneduhkan, cantik tapi kadang kita tersesat di dalamnya
Cinta itu matahari
panas membakar tapi ia berguna
Cinta itu hujan
selalu kita berlari agar tak terguyur tapi selalu kita kenang saat kemarau menyerang
cinta itu awan
kadang berarak beriringan kadang hilang tak tahu kemana
cinta itu kamu
Denganmu
Garis yang tadinya tak mampu kulukis kita membentang jauh
Kaulah yang memegang tanganku mengarahkan jari ini agak tak lunglai memegang pensil kehidupan. Menjaga dengan senyuman agar hati ini tak letih menyambung garis yang banyak terputus.
cukup
tak perlu lagi kau bertanya, apakah aku bosan padamu
juga tak perlu kau baca buku-buku kuno tentang cinta
cukup kau diam saja
dan ijinkan aku melihat jauh ke dalam sorot matamu
hingga kau mulai memejamkannya
yes, I will follow your blog .. I hope you also follow me .. thank you
BalasHapus