Pertama kali ku berkenalan denganmu hatiku sangat merasa senang, hari-hari kita lalui bersama dengan canda dan tawa.
Banyak kenangan indah yang tercipta yang membuat ku tak akan pernah bisa melupakanmu.
Saat aku ada didekatmu, kuingin bisa menjadi payung di kala hujan dan saat teriknya mentari bersinar.
Ketika kau menjadi orang yang sangat berarti bagiku, diriku tak pernah bisa merelakanmu pergi.
Kau menjadi orang yang sangat kupercaya, banyak orang yang meragukanmu tapi aku tetap mempercayaimu walaupun kau berbohong padaku.
Canda tawa senyuman terukir diwajahku saat melihat indahnya senyum di wajahmu.
Tapi itu semua berubah ketika kau memutuskan tuk pergi, canda tawa semuanya berubah menjadi tangisan dan duka yang mendalam bagiku.
Segala daya upaya telah aku lakukan agar kau bisa tetap berada disampingku, tapi itu sia-sia.
Keputusanmu menjadi sambuk bagiku, rasanya sakit . . . bahkan rasa sakit ini menusuk jantungku.
Aku terjatuh, terhilang, dan terpuruk seakan tak sanggup menerima kenyataan ini
Rasanya sulit tuk bangkit menapaki jalan kehidupan ini.
Saat kekuatanku tuk bangkit mulai berkobar, kau datang dan memadamkan api semangat ini.
Aku sangat mengerti perasaanmu, yang seakan ingin membuang aku jauh-jauh dari kehidupanmu.
Ku hargai itu, walaupun aku tak siap dan tak akan pernah bisa.
Tapi aku harus gentelman tuk melepasmu pergi, tuk katakan selamat tinggal
Untuk katakan selamat tinggal bukanlah sesuatu yang gampang tuk ku ucapkan.
Tapi inilah keputusanku, tuk melepasmu pergi.
Sebelum itu aku ingin mengatakan pesan terakhirku:
“ Cahaya atau Kegelapan hanya ada satu yang akan menang ”
“ brownies emang enak, tapi tidak seenak black forest, mau tahu kenapa ? lihatlah isinya “
“ saat kau sendiri ingatlah, bahwa ada aku yang setia menunggumu”
Good bye . . . i hope u can read.
Harapan tidak akan selalu menjadi kenyataan.
Banyak kenangan indah yang tercipta yang membuat ku tak akan pernah bisa melupakanmu.
Saat aku ada didekatmu, kuingin bisa menjadi payung di kala hujan dan saat teriknya mentari bersinar.
Ketika kau menjadi orang yang sangat berarti bagiku, diriku tak pernah bisa merelakanmu pergi.
Kau menjadi orang yang sangat kupercaya, banyak orang yang meragukanmu tapi aku tetap mempercayaimu walaupun kau berbohong padaku.
Canda tawa senyuman terukir diwajahku saat melihat indahnya senyum di wajahmu.
Tapi itu semua berubah ketika kau memutuskan tuk pergi, canda tawa semuanya berubah menjadi tangisan dan duka yang mendalam bagiku.
Segala daya upaya telah aku lakukan agar kau bisa tetap berada disampingku, tapi itu sia-sia.
Keputusanmu menjadi sambuk bagiku, rasanya sakit . . . bahkan rasa sakit ini menusuk jantungku.
Aku terjatuh, terhilang, dan terpuruk seakan tak sanggup menerima kenyataan ini
Rasanya sulit tuk bangkit menapaki jalan kehidupan ini.
Saat kekuatanku tuk bangkit mulai berkobar, kau datang dan memadamkan api semangat ini.
Aku sangat mengerti perasaanmu, yang seakan ingin membuang aku jauh-jauh dari kehidupanmu.
Ku hargai itu, walaupun aku tak siap dan tak akan pernah bisa.
Tapi aku harus gentelman tuk melepasmu pergi, tuk katakan selamat tinggal
Untuk katakan selamat tinggal bukanlah sesuatu yang gampang tuk ku ucapkan.
Tapi inilah keputusanku, tuk melepasmu pergi.
Sebelum itu aku ingin mengatakan pesan terakhirku:
“ Cahaya atau Kegelapan hanya ada satu yang akan menang ”
“ brownies emang enak, tapi tidak seenak black forest, mau tahu kenapa ? lihatlah isinya “
“ saat kau sendiri ingatlah, bahwa ada aku yang setia menunggumu”
Good bye . . . i hope u can read.
Harapan tidak akan selalu menjadi kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar